Kamis, 17 April 2014

Ketika si Kecil Belajar Sebab-Akibat

Memiliki balita di rumah harus siap menerima kenyataan "gak bisa punya barang awet"
HP bisa jadi sayur bening HP, kamera bisa jadi umpan ikan, telpon rumah ganti sebulan sekali, komputer kena susu, dan banyak lagiii...

ikan-ikanan korban belajar argi untuk memahami :D
Ayah dan bunda marah?? wajaarr..kite kan manusia, boleh dong tanduk sekali-kali keluar (manusia punya tanduk???). yang penting jangan menghukum anak ketika tanduk keluar.

kali ini aku cuma pengen bercerita dari pengalaman belajar argi, jagoan kecil ku 3 tahun.

Sejak bayi, suami dan aku selalu menanamkan untuk menghargai hak milik dengan harapan kelak dia mampu untuk menghargai apa yang dimilikinya dan mempertahankannya. hanya saja, belajar adalah proses yang lama, dan dalam proses itu ada banyak kejadian yang bikin gregetan ati. Misal saat Argi berumur 1,5 tahun; Setiap berpergian, emak pasti nya selalu bekel aneka keperluan untuk anak. termasuk susu UHT favorit argi. Syarat mutlak ngajak anak kecil adalah tidak boleh membiarkan tenggorokannya kering dalam waktu lama, karena bisa menyebabkan radang tenggorokan. Jadi, sebentar-bentar Argi menenggak air putih atau susu favoritnya walaupun di atas motor. Susu ultra di tangannya habis, argi tetep memegang dengan erat kotak nya. tanpa di sengaja kotak nya terjatuh di tengah jalan raya dan argi menjeriit "ndaaaa..cucu tuuh " (bunda susu jatuuh). ku pikir cuma kotak kosong dan kami berada di tengah jalan raya padat "gak papa nak..kan sudah kosong..bunda masih punya banyak kok".
Namun seperti pribahasa "kami yang menanam akhirnya kami pula yang mengetam", argi gak mau, tetap bersikukuh bahwa kotak itu miliknya, terjatuh harus di ambil dan di kembalikan ke tangannya. sebisa apapun aku membujuk tetep saja demo Argi menang. akhirnya ayah kembali memutar balik dan bunda sibuk turun dari motor hanya untuk ngambil kotak susu kosong di tengah jalan raya padat, padahal begitu sampai di rumah pun Argi langsung menuju kotak sampah untuk membuang kotak susu kosongnya, fiuuuhhh (*_*").

Lain waktu lain cerita, saat ayah membelikan argi pesawat terbang pertama nya. Waah, tidur, makan, main di bawa kemana saja. Tak boleh ada yang menyentuh. untungnya dia mau mengerti, ketika baterei habis, maka harus di charge dulu baru dimainkan. namun sayang, akibat proses belajar sebab-akibat pesawat tersebut akhirnya di makamkan. Ceritanya, Argi sejak kecil sangat suka nyemplungin benda ke dalam got, entah itu sendok, peralatan makan, minum, dan benda-benda lain. ia sangat menikmati ketika ada suara "plung" dari dalam air. maka emak dengan sabar memunguti, mencuci sambil menjelaskan mengapa dilarang nyemplungin barang ke got walau pun itu menyenangkan. Suatu sore kembali emak kecolongan, Argi kembali nyemplungin barang-barang dan kali ini salah satu korbannya adalah pesawat terbang kesayangan. Hohoho..dia langsung minta tolong, nyeret-nyeret minta tolong untuk di ambilkan. pasti nya karena basah kena air, pesawatnya pun rusak.
"Ucak nda..ucak...ndak unyi" (rusak bunda..rusak pesawatnya gak bunyi). argi meratap sedih, pesawatnya rusak.
"bunda sudah sering memberitahu Argi bukan, ini adalah salah satu sebab kenapa tidak boleh nyemplungin barang ke got." Apa boleh buat, tidak semua barang rusak bisa di perbaiki. Argi sempet murung 1 hari, rewel sambil pegangin pesawatnya tapi setelah itu dia tidak pernah lagi nyemplungin barang ke got, paling-paling dia cemplungin batu (*_*")

Kali yang lain, lubang-lubang kecil pun tak luput dari tangan argi, seperti mesin cuci, kotak tempat sabun di mesin cuci pun termasuk daftar hitam argi. sendok, sampah dan aneka benda selain sabun dan softener pun ada didalam. Begitu pun dengan air cooler, karena bentuknya berlubang (seperi ventilasi) maka Argi pun menjadikan nya korban belajar, berulang kali bunda menasehati bahwa obeng, koin, lipstik tidak sepatutnya di masukkan ke dalam air cooler. dan seperti biasa, argi hanya patuh sesaat dan bilang ""ooo iya upa agi nya " (oh, iya lupa arginya). Besok hari ketika emak mencari barang yang hilang, maka box air cooler termasuk salah satu tempat pencarian selain bagasi mobil-mobilan dan mesin cuci. Tapi kebiasaan masuk-memasukkan benda ke lubang ini berhenti ketika suatu pagi argi bermain corat-coret tembok dan lantai dengan krayon. Bosan dengan acara corat-coret kembali dia beraksi dan korbannya adalah krayon miliknya sendiri. ketika selesai memasukkan krayon nya argi sadar bahwa krayon telah habis dan dia butuh krayon tersebut untuk aksi corat-coret. maka dia menagis dengan sedih
" bunda...tuliskan nya macuk de dalem" (argi menyebut krayon, spidol, pensil sebagai tuliskan, mungkin dia mengartikan keterangan ayah bunda bahwa alat-alat tersebut adalah alat tulis).
"masuk kemana gi ???" Emak pura-pura gak tau.
Lalu argi menunjuk ke ir cooler "macuk di cini tuliskan nya bun..." sambil menatap sediiihhhh
Seperti biasa, bunda hanya memanggku dan memeluknya sambil duduk di deket ice cooler bunda bilang
"Argi lupa ya bunda sering bilang apa...?" argi cuma terisak diam.
"tidak semua milik kita yang hilang, terjatuh, rusak bisa di ambil lagi..bunda selalu bilang jangan memasukkan apapun ke dalam sini, karena selain merusak barangnya pun gak bisa di ambil lagi...Besok-besok anak bunda yang pinter gak ngelakuin lagi ya..." kataku sambil natap matanya.
argi ngangguk dan tanya "tuliskan nya bun?? agi begimana??" (maksudnya adalah krayonnya bagaimana bunda..argi nanti pakai apa).
Aku jawab "ya mau bagaimana lagi gak bisa diambil..."
Argi seperti biasa nangis dan bilang tuliskan bunda...malamnya dia hanya menatap kertas-kertas gambar nya dan kadang ngintip-ngintip ke lubang air cooler. sebenernya bisa di ambil siih, hanya saja sengaja melakukan hal tersebut. menurutku argi kecil harus belajar, belajar kehilangan sesuatu, belajar mengerti kamus sebab-akibat agar dia lebih bijaksana dalam hidup kelak.

Yang terbaru kejadiannya sore kemarin. karena sering melihat ayah dan mbah nya palu memalu dia teringat perlengkapan toolbox nya sendiri. mulai lah palu mainan dia pegang. Teras di depan di palu nya, ku diamkan saja, dia palu-palu tupper**** aku diamkan saja, diambilnya HP bunda hohoho yang bunda kasih cengiran
"itu punya siapa argi??",
"punya bunda.." katanya sambil memberikan hp ke bunda,
kemudian masuk ke dalam diambil nya bedak PAC ku hohohoho "punya siapa itu nak??"
kembali dia mengurungkan niatnya dan menyerahkan perlengkapan perangku.
Akhirnya di ambillah mainan ikan-ikan plastik dan kembali di pukul-di pukul dan di pukul. selama terdengan suara tok-tok tok tanpa jeda berarti, itu artinya aman....tapi tak lama kemudian suara tok-tok-tok itu berhenti, dan 10 detik kemudian argi menghampiri bunda dengan ikan-ikanan terbelah jadi 4.
"bunda..ikan-ikanan agi lucak..sobek-sobek...di selviss..." (bunda ikan-ikanan argi rusak terbelah, di servis kan...")
"lho..kok bisa rusak ??" Emak pura-pura gak tau aja
" argi cuma gini doang tuk-tuk-tuk pake palu-paluan, teyus sobekk..." katanya sambil memperagakan gerakan memalu.
"lho jelas naak..semua barang kalau di palu pasti akan hancur dan rusak..itu sebabnya tadi bunda gak kasih argi ambil bedak sama hp bunda.." jawabku sambil memangku argi.
"tapi agi  gak ucakin bun..agi cuma palu, kan cuma mainan" jawab nya dan awan di mata nya sudah mendung.
Argi yang sekarang sudah bisa berdialog lengkap, bercerita, dan mengungkapkan rasa di hatinya. berbeda dengan dulu yang cuma bisa diam dan menatap mainannya. Untuk itu sengaja ku korek beberapa keterangan dari nya.inti pembicaraan kami adalah, sungguh dia tidak tau apa yang dilakukannya adalah aksi merusak. menurut kacamata nya ia hanya bermain.dan tiba-tiba rusak. Betapa sederhana nya pola pikir anak usia 3 tahun. dan kadang kita sering kali tidak mengerti dan memarahi nya karena kita berfikir menurut kita, bukan dia.

Argi sekarang tidak lagi memukul setiap benda dengan palu nya. Dia telah belajar dari kehilangan 1 buah mainan lagi, sekarang dia memukul dengan benar. Ternyata bahasaku dan ayah ketika menasehati kurang dipahami menurut versinya, untuk itu ia butuh pengalaman dan ternyata pepatah "pengalaman itu adalah guru terbaik" tidak berlaku untuk orang dewasa saja, juga berlaku untuk proses belajar anak-anak. Mereka butuh belajar dan mencobanya sendiri.
ketika menulis notes ini tiba-tiba sarangan merah tempat ku biasa mencuci bumbu (bawang/cabe/kunyit) tiba-tiba bertengger di kepalaku, siapa lagi pelakunya kalau bukan Argi kecilku. Saat ini ternyata dia sedang mencicipi proses melempar barang ke atas tinggi-tinggi (*_*").
Selama itu tidak membahayakanmu silakan aja deh nak, teruslah belajar dan mencoba....

#Kenang-kenangan waktu jagoanku umur 3 tahun :)
May 23, 2011 at 7:42am

Tidak ada komentar:

Posting Komentar