Memiliki balita di rumah harus siap menerima kenyataan "gak bisa punya barang awet"
HP
bisa jadi sayur bening HP, kamera bisa jadi umpan ikan, telpon rumah
ganti sebulan sekali, komputer kena susu, dan banyak lagiii...
Ayah
dan bunda marah?? wajaarr..kite kan manusia, boleh dong tanduk
sekali-kali keluar (manusia punya tanduk???). yang penting jangan
menghukum anak ketika tanduk keluar.
kali ini aku cuma pengen bercerita dari pengalaman belajar argi, jagoan kecil ku 3 tahun.
Sejak
bayi, suami dan aku selalu menanamkan untuk menghargai hak milik dengan
harapan kelak dia mampu untuk menghargai apa yang dimilikinya dan
mempertahankannya. hanya saja, belajar adalah proses yang lama, dan
dalam proses itu ada banyak kejadian yang bikin gregetan ati. Misal saat
Argi berumur 1,5 tahun; Setiap berpergian, emak pasti nya selalu bekel
aneka keperluan untuk anak. termasuk susu UHT favorit argi. Syarat
mutlak ngajak anak kecil adalah tidak boleh membiarkan tenggorokannya
kering dalam waktu lama, karena bisa menyebabkan radang tenggorokan.
Jadi, sebentar-bentar Argi menenggak air putih atau susu favoritnya
walaupun di atas motor. Susu ultra di tangannya habis, argi tetep
memegang dengan erat kotak nya. tanpa di sengaja kotak nya terjatuh di
tengah jalan raya dan argi menjeriit "ndaaaa..cucu tuuh " (bunda susu
jatuuh). ku pikir cuma kotak kosong dan kami berada di tengah jalan raya
padat "gak papa nak..kan sudah kosong..bunda masih punya banyak kok".
Namun
seperti pribahasa "kami yang menanam akhirnya kami pula yang mengetam",
argi gak mau, tetap bersikukuh bahwa kotak itu miliknya, terjatuh harus
di ambil dan di kembalikan ke tangannya. sebisa apapun aku membujuk
tetep saja demo Argi menang. akhirnya ayah kembali memutar balik dan
bunda sibuk turun dari motor hanya untuk ngambil kotak susu kosong di
tengah jalan raya padat, padahal begitu sampai di rumah pun Argi
langsung menuju kotak sampah untuk membuang kotak susu kosongnya,
fiuuuhhh (*_*").
Lain waktu lain cerita, saat ayah
membelikan argi pesawat terbang pertama nya. Waah, tidur, makan, main di
bawa kemana saja. Tak boleh ada yang menyentuh. untungnya dia mau
mengerti, ketika baterei habis, maka harus di charge dulu baru
dimainkan. namun sayang, akibat proses belajar sebab-akibat pesawat
tersebut akhirnya di makamkan. Ceritanya, Argi sejak kecil sangat suka
nyemplungin benda ke dalam got, entah itu sendok, peralatan makan,
minum, dan benda-benda lain. ia sangat menikmati ketika ada suara
"plung" dari dalam air. maka emak dengan sabar memunguti, mencuci sambil
menjelaskan mengapa dilarang nyemplungin barang ke got walau pun itu
menyenangkan. Suatu sore kembali emak kecolongan, Argi kembali
nyemplungin barang-barang dan kali ini salah satu korbannya adalah
pesawat terbang kesayangan. Hohoho..dia langsung minta tolong,
nyeret-nyeret minta tolong untuk di ambilkan. pasti nya karena basah
kena air, pesawatnya pun rusak.
"Ucak nda..ucak...ndak unyi" (rusak bunda..rusak pesawatnya gak bunyi). argi meratap sedih, pesawatnya rusak.
"bunda
sudah sering memberitahu Argi bukan, ini adalah salah satu sebab kenapa
tidak boleh nyemplungin barang ke got." Apa boleh buat, tidak semua
barang rusak bisa di perbaiki. Argi sempet murung 1 hari, rewel sambil
pegangin pesawatnya tapi setelah itu dia tidak pernah lagi nyemplungin
barang ke got, paling-paling dia cemplungin batu (*_*")
Kali
yang lain, lubang-lubang kecil pun tak luput dari tangan argi, seperti
mesin cuci, kotak tempat sabun di mesin cuci pun termasuk daftar hitam
argi. sendok, sampah dan aneka benda selain sabun dan softener pun ada
didalam. Begitu pun dengan air cooler, karena bentuknya berlubang
(seperi ventilasi) maka Argi pun menjadikan nya korban belajar, berulang
kali bunda menasehati bahwa obeng, koin, lipstik tidak sepatutnya di
masukkan ke dalam air cooler. dan seperti biasa, argi hanya patuh sesaat
dan bilang ""ooo iya upa agi nya " (oh, iya lupa arginya). Besok hari
ketika emak mencari barang yang hilang, maka box air cooler termasuk
salah satu tempat pencarian selain bagasi mobil-mobilan dan mesin cuci.
Tapi kebiasaan masuk-memasukkan benda ke lubang ini berhenti ketika
suatu pagi argi bermain corat-coret tembok dan lantai dengan krayon.
Bosan dengan acara corat-coret kembali dia beraksi dan korbannya adalah
krayon miliknya sendiri. ketika selesai memasukkan krayon nya argi sadar
bahwa krayon telah habis dan dia butuh krayon tersebut untuk aksi
corat-coret. maka dia menagis dengan sedih
" bunda...tuliskan nya
macuk de dalem" (argi menyebut krayon, spidol, pensil sebagai tuliskan,
mungkin dia mengartikan keterangan ayah bunda bahwa alat-alat tersebut
adalah alat tulis).
"masuk kemana gi ???" Emak pura-pura gak tau.
Lalu argi menunjuk ke ir cooler "macuk di cini tuliskan nya bun..." sambil menatap sediiihhhh
Seperti biasa, bunda hanya memanggku dan memeluknya sambil duduk di deket ice cooler bunda bilang
"Argi lupa ya bunda sering bilang apa...?" argi cuma terisak diam.
"tidak
semua milik kita yang hilang, terjatuh, rusak bisa di ambil lagi..bunda
selalu bilang jangan memasukkan apapun ke dalam sini, karena selain
merusak barangnya pun gak bisa di ambil lagi...Besok-besok anak bunda
yang pinter gak ngelakuin lagi ya..." kataku sambil natap matanya.
argi ngangguk dan tanya "tuliskan nya bun?? agi begimana??" (maksudnya adalah krayonnya bagaimana bunda..argi nanti pakai apa).
Aku jawab "ya mau bagaimana lagi gak bisa diambil..."
Argi
seperti biasa nangis dan bilang tuliskan bunda...malamnya dia hanya
menatap kertas-kertas gambar nya dan kadang ngintip-ngintip ke lubang
air cooler. sebenernya bisa di ambil siih, hanya saja sengaja melakukan
hal tersebut. menurutku argi kecil harus belajar, belajar kehilangan
sesuatu, belajar mengerti kamus sebab-akibat agar dia lebih bijaksana
dalam hidup kelak.
Yang terbaru kejadiannya sore kemarin.
karena sering melihat ayah dan mbah nya palu memalu dia teringat
perlengkapan toolbox nya sendiri. mulai lah palu mainan dia pegang.
Teras di depan di palu nya, ku diamkan saja, dia palu-palu tupper****
aku diamkan saja, diambilnya HP bunda hohoho yang bunda kasih cengiran
"itu punya siapa argi??",
"punya bunda.." katanya sambil memberikan hp ke bunda,
kemudian masuk ke dalam diambil nya bedak PAC ku hohohoho "punya siapa itu nak??"
kembali dia mengurungkan niatnya dan menyerahkan perlengkapan perangku.
Akhirnya
di ambillah mainan ikan-ikan plastik dan kembali di pukul-di pukul dan
di pukul. selama terdengan suara tok-tok tok tanpa jeda berarti, itu
artinya aman....tapi tak lama kemudian suara tok-tok-tok itu berhenti,
dan 10 detik kemudian argi menghampiri bunda dengan ikan-ikanan terbelah
jadi 4.
"bunda..ikan-ikanan agi lucak..sobek-sobek...di selviss..." (bunda ikan-ikanan argi rusak terbelah, di servis kan...")
"lho..kok bisa rusak ??" Emak pura-pura gak tau aja
" argi cuma gini doang tuk-tuk-tuk pake palu-paluan, teyus sobekk..." katanya sambil memperagakan gerakan memalu.
"lho
jelas naak..semua barang kalau di palu pasti akan hancur dan rusak..itu
sebabnya tadi bunda gak kasih argi ambil bedak sama hp bunda.." jawabku
sambil memangku argi.
"tapi agi gak ucakin bun..agi cuma palu, kan cuma mainan" jawab nya dan awan di mata nya sudah mendung.
Argi
yang sekarang sudah bisa berdialog lengkap, bercerita, dan
mengungkapkan rasa di hatinya. berbeda dengan dulu yang cuma bisa diam
dan menatap mainannya. Untuk itu sengaja ku korek beberapa keterangan
dari nya.inti pembicaraan kami adalah, sungguh dia tidak tau apa yang
dilakukannya adalah aksi merusak. menurut kacamata nya ia hanya
bermain.dan tiba-tiba rusak. Betapa sederhana nya pola pikir anak usia 3
tahun. dan kadang kita sering kali tidak mengerti dan memarahi nya
karena kita berfikir menurut kita, bukan dia.
Argi
sekarang tidak lagi memukul setiap benda dengan palu nya. Dia telah
belajar dari kehilangan 1 buah mainan lagi, sekarang dia memukul dengan
benar. Ternyata bahasaku dan ayah ketika menasehati kurang dipahami
menurut versinya, untuk itu ia butuh pengalaman dan ternyata pepatah
"pengalaman itu adalah guru terbaik" tidak berlaku untuk orang dewasa
saja, juga berlaku untuk proses belajar anak-anak. Mereka butuh belajar
dan mencobanya sendiri.
ketika menulis notes ini tiba-tiba
sarangan merah tempat ku biasa mencuci bumbu (bawang/cabe/kunyit)
tiba-tiba bertengger di kepalaku, siapa lagi pelakunya kalau bukan Argi
kecilku. Saat ini ternyata dia sedang mencicipi proses melempar barang
ke atas tinggi-tinggi (*_*").
Selama itu tidak membahayakanmu silakan aja deh nak, teruslah belajar dan mencoba....
#Kenang-kenangan waktu jagoanku umur 3 tahun :)
May 23, 2011 at 7:42am
Tidak ada komentar:
Posting Komentar