Alhamdulillah akhirnya terlunasi juga janji saya untuk membuat tulisan ini walaupun isinya belum komplit, setidaknya secara garis besar saya akan jelaskan. Sebelum memberikan alasan kenapa saya tidak menganjurkan untuk pemberian vaksin ini terhadap bayi anda yang sehat, yuk lebih dulu kita harus tahu apa vaksin influenza tersebut..
Ada dua jenis vaksin influenza yang di izinkan di Negara kita:
- "Flu shot vaccine" suatu vaksin yang mengandung virus yang telah dimatikan. Diberikan melaui suntikan, biasanya dilakukan di daerah lengan atas. Diijinkan hanya untuk usia lebih dari 6 bulan, termasuk orang yang sehat dan orang yang menderita penyakit kronis.Merek dagang yang ada di Indonesia antara lain (Vaxigrip TM)
- The nasal-spray flu vaccine (vaksin flu yang digunakan melalui semprotan hidung)— adalah suatu vaksin yang dibuat dari virus flu yang dilemahkan yang tidak menyebabkan flu (kadang disebut juga sebagai LAIV atau “live attenuated influenza vaccine” ) diijinkan untuk digunakan pada orang yang sehat berusia 2-49 tahun yang tidak dalam keadaan hamil. (yang ini jarang di gunakan di Indonesia)
Vaxigrip adalah vaksin trivalent split. Vaksin ini berasal dari virus Influenza, dimana yang diambil antigen permukan, antigen internal dan protein virus-nya saja, sehingga vaksin ini mempunyai imunogenisitas tinggi dengan reaksi samping yang minimal. Masing-masing vaksin berisi 3 jenis strain virus Influenza (biasanya terdiri dari 2 tipe A dan 1 tipe B) yang diseleksi setiap tahunnya sesuai dengan rekomendasi dari WHO. Rekomendasi dari WHO ini berdasarkan hasil dari laboratorium pemantau di 180 negara yang melaporkan jenis virus influenza yang beredar, dan kemudian WHO memutuskan 3 strain virus influenza yang paling dominan, untuk kemudian diproduksi oleh produsen vaksin di seluruh dunia. Vaksinasi ini harus diulang setiap tahun, lantaran vaksinnya hanya efektif selama 1 tahun.
Siapa saja yang boleh di vaksinasi:
- Anak-anak berumur 6 bulan sampai ulang tahun ke 19
- Wanita hamil
- Orang yang berusia 50 tahun atau lebih
- orang dengan umur berapapun dengan kondisi medis kronis
- Orang yang hidup di panti jompo atau fasilitas perawatan jangka lama lain.
- Orang yang hidup dengan atau merawat orang yang beresiko tinggi mengalami komplikasi flu, termasuk didalamnya pekerja kesehatan
Ada beberapa orang yang sebaiknya tidak diberikan vaksin influenza :
- Orang yang alergi terhadap fowl protein (dari telur, daging unggas atau ayam)
- Orang yang pernah mengalami reaksi alergi berat terhadap vaksin influenza.
- Orang yang menderita penyakit Guillain-Barré syndrome (GBS) dalam 6 minggu sebelum mendapatkan vaksinasi influenza.
- Anak-anak yang berusia kurang dari 6 bulan (vaksin influenza tidak diijinkan untuk kelompok umur ini), dan
- Orang yang menderita penyakit sedang sampai berat dengan gejala penyerta berupa demam (mereka harus menunggu sampai pulih baru boleh divaksinasi)
Mengapa saya tidak menganjurkan untuk memberikan vaksinasi ini:
- Bagi anak dibawah 2 tahun, flu sebanyak 10 kali pertahun adalah hal yang wajar. Karena tubuhnya sendiri sedang membentuk imun. Biarkan hal ini terjadi secara alami sehingga anak akan memiliki daya tahan tubuh yang kuat dengan sendirinya di kemudian hari.
- Virus yang menyerang tidak selalu sama bagi tiap individu. Varian virus influenza ini banyak sekali. Sedangkan dalam 1 vaksin hanya terdiri dari 1-3 strain virus yang sedang tenar saat itu pada masing-masing klasifikasinya.
- Influenza adalah jenis penyakit ringan, selain tubuh manusia sendiri yang sudah memiliki imun alami, dengan pemberian asupan dan penanganan yang tepat (tanpa obat pun) influenza dapat sembuh dengan sendirinya .
- Vaksin flu ini hanya tahan untuk 1 tahun, jika di kemudian hari ayah/bunda lupa untuk vaksinasi kembali, anak justru akan terkena flu berat karena imun tubuhnya selama ini tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan sebuah hadiah dari dokter yang terus di booster setiap tahun. Hal ini justru mengurangi kemampuan tubuh bertahan dari sakit flu bukan?
- Vaksin ini tidak boleh di berikan pada orang yang alergi terhadap fowl protein. Sayangnya, Sampai dengan usia 3 tahun, akan sangat sulit mendeteksi alergi anak karena kemampuan komunikasinya belum jelas, biasanya orang tua hanya menerka-nerka alergi si anak, atau melakukan observasi sendiri. Untuk meyakinkan diri terhadap alergi harus dilakukan tes alergi. Selain itu, dari segi pencernaan atau atau pendeteksian penyakit di bawah usia 3 tahun masih belum dapat di diagnosa dengan jelas, misal: sulit deteksi antara flu karena virus atau flu karena alergi. atau deteksi antara penyakit asma dan TB paru, atau antara panas infeksi atau tumbuh gigi, oleh karena itu ada juga DSA yang baru menganjurkan imunisasi ini ketika anak berusia 3 tahun atau 1 tahun). Jadi dari pada timbul efek samping yang lebih merugikan karena reaksi alergi dan vaksinnya, mending hatcim-hatcim dikit aja daahhh…
Ada DSA yang akan menganjurkan Imunisasi ini diberikan pada anak2 tertentu yg memang beresiko tinggi bila terkena influenza. Contoh, penderita asma dan penyakit paru2 kronis lainnya. Juga penderita leukemia, talasemia dan penyakit jantung bawaan. Pasalnya jika sampai terkena influenza, daya tahan tubuh mereka akan sangat menurun sehingga penyakit utamanya bertambah parah. Mereka yang daya tahan tubuhnya rendah karena, misalnya mendapat terapi obat golongan kortikosteriod jangka panjang, juga akan terbantu oleh vaksin ini, disamping anak2 penderita kanker, orang dewasa di atas usia 65 tahun pun bisa diberikan vaksin influenza, mengingat daya tahan tubuh mereka yg berada di usia ini mulai menurun.
Anak saya mengidap Asma (karena saya juga penderita asma). Untuk itu dulu sangat dianjurkan oleh DSA untuk melakukan imunisasi ini, namun setelah bertanya kanan dan kiri, kemudian mencari second opinion dari dokter lain (mungkin cap bawel ada di kening saya boo!!). Saya memilih untuk menjaga daya tahan tubuh anak saya secara alami terhadap virus influenza ini dengan asupan bergizi dan berhati-hati terhadap sumber alergi yang membuat asma-nya kambuh. Karena asma adalah penyakit menahun yang harus dihadapi-nya sampai tua nanti, jadi saya memilih untuk tidak memanjakan tubuhnya dengan memberi hadiah vaksinasi setiap tahun.
*Mohon maaf kalau bahasanya agak belepotan, soalnya terburu-buru belum sempat saya baca lagi...
benar sekali mbak. saya setuju banget.
BalasHapusanakku umur 15 bulan, ada yang nganjurin imunisasi influenza, alhamdulillah gak ku turuti dengan berbagai pertimbangan.
Demi anak...kita sanggup berbuat apa saja.
BalasHapustks ya mbak atas tulisannya, anak saya usia 10 bulan, tapi waktu usia 8 bulan sudah kena influenza, jadi saya pikir anti body nya sudah pernah kenalan dengan virus yg lebih "paten" jadi saya sedang cari2 referensi apakah masih perlu diimunisasi influenza atau tidak. kayanya gak perlu ya. tks
BalasHapusmakasih yah mba, kalau bisa tolong dikupas ttg imunisasi2 lain yg dianjurkan di indo, penting nggaknya.
BalasHapussemakin mantap utk tdk imunisasi influenza. saya lbh cenderung utk menghindarkan bayi dari sumber alergi/virus dan mendorong istri utk memberinya asi lbh.
BalasHapusdemikian juga utk imunisasi yang lain spt campak, polio dll yg diwajibkan.
pertama sebenarnya virusnya sdh punah. apa perlunya memberinya kekebalan yg tdk diperlukan.
kedua tdk ada jaminan kekebalan terbentuk artinya bisa terbentuk dan bisa tidak. tdk dilakukan test utk melihat antibody yg terbentuk dr vaksin yg diberikan.
Ketiga ASI, tdk ada yg menyangkal sbg asupan yg paling pas buat bayi utk pertumbuhan dan kekebalan tubuhnya. ASI juga buatan tuhan. semua dokter mengakui kehebatannya.
keempat, bagi yg muslim, adanya issue bahan vaksin adalah dr hal2 yg diharamkan. bahan dasar adalah yg paling dirahasiakan pembuat vaksin.
Kelima, dari alasan diatas, semakin terlihat bahwa sisi bisnis lbh mengemuka ketimbang melindungi anak dengan tulus
dr alasan diatas, membuat anak kedua dan ketiga tdk saya imunisasi apapun. Saya hanya menjauhkan mereka dari potensi penyakit, tdk mendatangi tempat2 penyakit, dan memberinya asi exclusive 6 bulan dan diteruskan dg tambahan makanan yg dibuat sendiri oleh istri dg menjaga bahan2 makan yg alami dan tanpa tambahan bhn2 kimia buatan.
yah,,atuh klo polio mah mdg imunisasi aja. drpd tlanjur kena...kasian anakx. lagian kl bahan vaksin adalah dr hal2 yg diharamkan kan br cm isu, n inikan tmsuk darurah. dan kyax jg bukan tuk tjuan bisnis aja, coz hrga vaksin polio cm 5000 rupiah.
Hapus